BUDDHA

Ashin Kheminda dilahirkan pada tahun1967 di Semarang. Ia berasal dari keluarga non Buddhist. Ketertarikannya untuk mempelajari agama lain dimulai sejak duduk dibangku sekolah, yaitu SMA Kolese Loyola Semarang. Pada waktu SMA, ia tertarik untuk mempelajari Agama Katolik. Ketertarikannya berlanjut sampai ia meneruskan kuliah di Fakultas Teknik Sipil Universitas Diponegoro Semarang di awal pertengahan tahun 1980.

Ashin Kheminda mulai mengenal agama Buddha saat ia gemar keluar masuk hutan mendalami tapa. Saat bertapa di Alas (hutan) Ketonggo di Ngawi, Jawa Timur, seorang pertapa mengenalkan Buddhisme kepadanya dan mengajarinya cara meditasi dengan menggunakan objek kasiṇa api. Berkat latihan inilah, pemuda ini untuk pertama kalinya merasakan perasaan damai dan bahagia yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Kemudian dia tekun bertapa selama satu tahun lebih di Alas Ketonggo.

Semakin hari dia semakin tertarik dengan Buddhisme dan memutuskan untuk memperdalam ilmunya di Thailand, tetapi karena tidak bertemu dengan guru yang ingin dicarinya sebab sudah wafat, pemuda ini kemudian pergi ke Dharamsala, India untuk belajar Buddhisme aliran Tibet. Langkah selanjutnya ia memperdala pengetahuannya ke Myanmar, disama ia ditahbiskan oleh Ven. Jatila Mahāthera menjadi bhikkhu dan diberi nama Ashin Kheminda. Beliau belajar meditasi selama satu tahun dan kemudian melanjutkan kuliah di The International Theravāda Buddhist Missionary University (ITBMU). Pada tahun 2008, Ashin Kheminda dianugerahi medali emas sebagai lulusan terbaik. Mata kuliah favoritnya adalah bahasa Pāḷi dan Abhidhamma.

Ashin Kheminda pernah mengajar meditasi dan Abhidhamma selama 4 tahun di Singapura sambil menempuh pendidikan Magister di the Postgraduate Institute of Pali and Buddhist Studies pada tahun 2012 sebelum kembali ke Indonesia. Pada 18 Januari 2012, Ashin Kheminda mendirikan PJBI (Prasadha Jinarakkhita Buddhist Institute), yaitu pusat pendidikan Buddhist yang terstruktur dan menggunakan kurikulum yang diadopsi dari Taiwan, Srilanka dan Singapura. Dan di tahun 2015, ia mendirikan Dhammavihārī Buddhist Studies yang mengusung konsep A One Stop Dhamma House.

Selain itu, karena menyadari masih kurangnya buku-buku Dhamma yang bersumber pada Tipiṭaka dan kitab-kitab, Ashin Kheminda pun mulai menulis dan sudah menghasilkan beberapa buku. Ceramah-ceramah beliau juga bisa dinikmati melalui DVD atau akun Youtube DBS.

https://www.sariputta.com/dhamma-talk/tokoh/indonesia/5/ym-ashin-kheminda