BUDDHA

Jayamedho lahir pada tanggal 1 April 1941 di Surabata sebagai anak Ke-4 dari 11 bersaudara. Sebelum menjadi seorang bhikkhu ia bernama Herman Satriyo Endro. Ia berasal dari keluarga priyayi Madura dan non Buddhisme. Ia menjadi seorang Buddhis ketika sudah dewasa, tepatnya saat kuliah jurusan hukum di Bandung.

Sebelum menjadi seorang bhikkhu, ia juga pernah bekerja di beberapa perusahaan terkenal, antara lain di Indofood dan Unilever, dan mempunyai karir yang sangat bagus. Bahkan ia juga menerima pengakuan untuk pengalaman bekerjanya yang lebih dari 15 tahun oleh asosiasi pebisnis Indonesia.

Herman S. Endro menerima penahbisan sebagai Samanera (PABBAJJÃ) di Vihara Jakarta Dhammacakka Jaya pada Tanggal 16 Maret 2011. Penahbisnya (Upajjhãya) adalah Y.M. Sukhemo Mahathera. Selanjutnya, ia langsung menerima penahbisan sebagai Bhikkhu (UPASAMPADÃ) dengan nama penahbisan Jayamedho dan penahbis (Upajjhãya) yang sama, yaitu Y.M. Sukhemo Mahathera.

Di kalangan Buddhis, Jayamedho dikenal sebagai salah satu orang yang memiliki andil dalam pembangunan Wihara Jakarta Dhammacakka Jaya serta Wihara Mendut di Magelang. Selain itu ia juga aktif sebagai pengurus berbagai organisasi Buddhis dan sebagai Dhammaduta.

Bhikkhu Jayamedho berpartisipasi pada berbagai konferensi Buddhis dan lintas-agama internasional di Myanmar, Sri Lanka, Thailand, New York, Seoul, India, dan Indonesia. Ia juga menerima berbagai penghargaan dari organisasi-oraganisasi pendidikan Buddhis yang lain.

http://segenggamdaun.com/2016/03/b-jayamedho-kisah-anak-madura-dari-usahawan-menjadi-biarawan/