Abstrak/Ringkasan |
Sanghyang Grodog merupakan salah satu tradisi yang masih kuat saat ini di Desa Pakraman Lembongan, Kecamatan Nusa Penida. Sanghyang Grodog adalah "ritual pengaci desa" yang dilakukan setiap pinanggl tilem sasih karo, dengan fungsi menjadi "pengawas desa". Nyomia Desa merupakan upacara yang dilakukan untuk menetralisir unsur negatif sehingga menjadi positif. Sanghyang Grodog tidak biasa seperti tarian Sanghyang lainnya pada umumnya di Bali. Perbedaannya adalah bahwa tarian Sanghyang Grodog tidak hanya sakral, tarian ini tidak berhenti hanya sebagai tarian, tetapi merupakan perpaduan sempurna dari gending ritmik (nyanyian audio, suara / suara), visual (bentuk, bentuk, visual), dan agem (gerakan, kinetik). Jumlahnya juga tidak hanya satu atau dua tetapi pada saat yang sama ada 23 jenis Sanghyang yang kemudian ditawarkan sebagai aci suci di Desa Pakraman Lembongan selama 11 hari berturut-turut. Masalah dalam tulisan ini meliputi; 1) apa bentuk upacara Aci Sanghyang Grodog di Lembongan, 2) Aspek keagamaan upacara Aci Sanghyang Grodog di Lembongan, 3) apa implikasi nilai-nilai agama di sekolah grodog sanghyang di Lembongan. Tulisan ini bertujuan untuk menentukan religiositas pada upacara Aci Sanghyang Grodog di Lembongan. Analisis data dilakukan menggunakan metode deskriptif kualitatif.
|