Abstrak/Ringkasan |
Keberadaan dakwah kontemporer perlu didekatkan dengan sains, terutama dalam menghadapi masalah-masalah kontemporer dewasa ini. Islam
sebagai agama rahmatan lil ‘alamin harus mampu memberikan kontribusi
dan sekaligus solusi terhadap perkembangan dan perubahan masyarakat
modern. Selama ini peradaban Islam, mengalami stagnan bahkan Islam
terkesan menjauh dari hiruk-pikuk dunia sains. Kalau kita menengok ke
ISSN : 1978 - 1261 | 68
Khusnul Khotimah: Khusnul Khotimah: Epistemologi Ilmu Dakwah Kontemporer
belakang, justru Islam sebagai pelopor terhadap temuan-temuan sains yang
kemudian dikembangkan oleh peradaban Barat. Ilmu pengetahuan dan peradaban dunia sekarang ini, kiblatnya berada pada peradaban Barat dan seakan-akan peradaban Islam mengalami stagnan tanpa ada kemajuan yang
signifikan untuk kemaslahatan umat. Kemunduran sains dalam Islam dipicu
oleh pemasungan pemikiran umat Islam dengan ditutupnya pintu ijtihad
ditambah lagi wacana epistemologi keilmuan Islam klasik yang berpola
Ghazalian (mazhab Al-Ghazali) yang belakangan lebih dominan. Tidak heran
kalau prestasi temuan di bidang iptek kalah jauh dari orang Barat, bahkan
dalam dunia muslim temuan sains hampir dikatakan tidak ada. Agar dakwah
Islam kembali concern dengan visi sains seperti pada awal-awal peradaban
keilmuan Islam, ada beberapa tawaran epistemologi dan metode dakwah
melalui keilmuan muslim kontemporer, yang saat ini perlu dicoba dengan
melakukan pelacakan kembali untuk melakukan integrasi sains dan agama
dengan menggunakan pisau empat paradigma yang ditawarkan oleh Ian
Barbour yaitu: tipologi konflik, independensi, dialog, dan integrasi. Selain
itu perlu adanya redefenisi atau rekonseptualisasi terhadap wacana integrasi
sains dan agama dalam keilmuan dakwah Islam. |