Abstrak/Ringkasan |
Manusia di alam semesta ini, selain sebagai abdi Allah, juga sebagai khalifah Allah.
Allah telah menganugrahkan akal kepada manusia agar mereka dapat memikirkan
tanda-tanda kebesaran Allah guna memperoleh ilmu pengetahuan yang berguna untuk
memakmurkan bumi. Akal pikiran yang dimiliki oleh manusia inilah yang membedakan
dengan makhluk-makhluk Allah SWT lainnya. Dan dengan akal pikiran yang dimiliki
ini pulalah manusia menempati tempat tertinggi di antara mahluk-mahluk Allah lainnya.
Namun begitu juga sebaliknya, apabila manusia tidak mampu menggunakan akal
pikirannya dengan baik, maka derajat manusia akan lebih rendah bahkan lebih hina
dibandingkan dengan makhluk lainnya. Tidak sedikit Al-Qur’an dan hadis Nabi yang
menganjurkan serta mendorong manusia untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Namun sangatlah ironis, jika diamati di dalam kehidupan rialitis dewasa ini,
justru umat non-muslimlah yang giat dan banyak menggunakan akal untuk memperoleh
dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga umat Islam hanya
menjadi konsumen ilmu belaka. Untuk itu, melalui karya yang sederhana ini, penulis
ingin merekonstruksi kembali ingatan kita, “bagaimana sebenarnya eksistensi akal dalam
mendorong pemikiran ilmiah dan penghargaan terhadap ilmu pengetahuan dalam Islam”. |