| Abstrak/Ringkasan |
Orang beriman Katolik sering berdoa agar Allah memanggil kaum muda untuk bekerja di kebun anggur-Nya, khususnya menjadi imam, tetapi kurang ada kerelaan hati untuk menyerahkan anaknya sendiri. Mereka berdoa untuk mohon panggilan yang berasal dari keluarga orang lain, tetapi bukan dari keluarganya sendiri, anaknya sendiri. Gejala ini mulai terasa, sehingga benih-benih panggilan mulai berkurang jumlahnya. Mereka juga sangat antusias untuk mendukung kelangsungan panggilan calon imam, tetapi kurang memahami proses pendidikannya untuk sampai ke jenjang imamat. Melalui buku ini, orang beriman Katolik diharapkan dapat memahami panggilan imamat dan sakramen Imamat itu sendiri. Mereka mampu mengenali tumbuhnya benih-benih panggilan, proses pendidikan calon imam, dan tahbisan yang diterimanya. Mereka juga mempunyai pengetahuan yang memadai, meski sederhana, berkaitan dengan keberadaan Paus, Kardinal, Uskup, imam, dan diakon. |
